Sial, dalam permainan keabadian hidup ini ... Adalah keniscayaan bahwa setiap pribadi berkesadaran diri merupakan bagian dari alam (kesemestaan & kebersamaan) yang terlingkup Sentra keseluruhan segalanya. Kebersamaan eksternal walau terkadang memang mampu menunjang, mendukung dan menyediakan fasilitas yang diperlukan bagi kenyamanan berharmoni, kemantapan bersinergi & kelancaran berevolusi namun sering kali bahkan hampir selalu memaksakan faktisitas yang dilemmatis bahkan problematis untuk diamati, dialami dan diatasi setiap diri secara internal.
L'histoire ceripet (sejarah cenderung berulang) ... Kembali ada demo crazy lagi di negeri ini .... unjuk rasa dibarengi pengrusakan & penjarahan (semoga tidak seperti omnibus law masa pandemi tahun 2020 apalagi kebuasan massal pra reformasi 1998 dulu). Jika niat memang baik harusnya cara & aksi pasti juga baik sehingga hasil (effek kosmik/ dampak karmik > citra publik) akan baik dan baik-baik saja. Sinkron, bro/sis ... guys.
Well ... Zazen fokus lagi, seekers. Mungkin saja selama pemeranan kehidupan saat ini dan sepanjang keabadian yang seharusnya kita tempuh nantinya (apapun entitas diri yang harus kita jalani, pada dimensi apapun yang selayaknya dihuni & garis kelanjutan karmik berikutnya sesuai dengan kualifikasi diri kita selama ini) ini adalah waktunya untuk kembali berbagi. Dalam kaidah kosmik tauhid yang sejati, ilahi dan murni yang tergelar pada mandala dimensi yang telah terjadi (walau belum kita mengerti sepenuhnya sinkronisasi keterniscayaan variable faktornya), yang sedang dan masih akan selalu terjadi dari keazalian ini (apapun yang kita berikan (kebenaran/kepalsuan, kebajikan/keculasan, kebijakan/kesesatan) akan berbalik kembali kepada diri kita sendiri akhirnya. Semoga pada waktu berikutnya tidak terlambat apalagi tersesat bahkan menyimpang lagi bagi kita untuk sadar, cakap dan layak mengalami, mengamati & mengatasi setiap pemeranan kehidupan dalam perjalanan keabadian ini.
Wah, kagok untuk bicara lagi (maklum niatan semula memang mau cari aman di safe zone nyaman bungkam saja untuk sekedar nyelamur ikhlas menuntaskan pemantasan seperlunya saja sambil menyiagakan diri untuk permainan peran berikutnya, sih .... Plan B karena tampaknya plan A susah terealisasi di kehidupan ini). Apa rekap arsip sebelumnya dulu untuk reorientasi reflektif permasalahan bagi aktualisasi strategis penempuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar